PUISI-PUISI TIAN NARUS



TAMU

Tamu paling berharga adalah cahaya yang dengan ragu-ragu berpendar di balik pusara matamu yang sayu. Yang dengan kemilau paling purba dan tanpa patah-patah sabda, mampir pada bola mataku yang beruban air mata.
Sebab sudah sejak lama aku mencari kemilau yang ranum pada matamu di antara jejak-jejak yang kau tinggalkan di ziarahmu. Namun tanpa sempat berujar duga, kali ini kau menjadi tamuku, cahaya paling risau yang dipermandikan oleh doa.
Tanpa cerca serta nista, kau menggores matamu pada denyut dalam dadaku. Tapi, mataku masih terkebas debu hingga pendarmu berubah kelabu. Demikian kau menjadi tamu paling berharga: cahaya paling luhur dari mata yang tak bernoda.
Setelah itu, biarkan aku mencandu kemilau dari matamu, agar pendar yang bergetar dalam matamu berembun rindu pada mataku.


PENYAIR DAN SAJAK HIDUPKU
Hidupku adalah sekumpulan sajak yang telah dirangkai dengan sangat indah oleh sang penyair nan mahir. Dalam rumah abadi dan tenteram-Nya, Ia berhasil mengumpulkan dan merangkai tiap kata yang tercecer di kolong pikiran-nya. Penyair itu merangkai sajak hidupku dengan goresan penuh pena cinta-Nya meski Ia masih sempat menyelipkan mozaik-mozaik sendu pada sajak hidupku. Terima kasihku kualamatkan pada penyair itu, lewat kata yang semampuku kurangkai dalam untaian-untaian syukurku bagi-Nya

TIAN NARUS, SISWA ASAL COLOL, KELAS XI IPS
Next Post Previous Post
sr7themes.eu.org